0

Senyum Seulas Bidadari

Posted on Senin, 26 Agustus 2013

tak selalu menanarkan mata pada wajah sendu,
karna takdir tak sekalipun bertahan pada ingin
berada di pangkuan keperkasaan tangan lembut
mengelus angan dan harapku
menatihkan tapak peluh luka, menganak sungai nanah,
dan air mata darah ini tak begitu indah, tak lagi seindah senyum seulas bidadari
tak semerakah tawa dari ramum bibir yang kau sajikan di meja kerjaku

aku nanar menengadah menghadang hujan
memaki takdir yang tak semestinya,
indah yang sedikit meraup keuntungan dari kelamku
tak lagi menapakkan senyum datar.
kau yang suatu saat dipanggil ibu, kau ku harap menjadi peraduan isiku.

kelak seseorang memanggil kau ibu,
aku panggil kau pahlawan dalam kekeringan masa lalu
menuntun dengan senyum seulas bidadari
kelak seseorang memanggilmu bunda,
aku panggilkau guru para nabi.

No Comments

Discussion

Leave a response